Friday, August 30, 2013

Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Menggunakan Jigsaw

Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Menggunakan Jigsaw

Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin. (Sugianto, 2010: 45). Teknik ini dapat digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun menyimak. Teknik ini menggabungkan keempatnya.

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.

Menurut Slavin (2005: 246), “Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel”. Beberapa modifikasi dapat membuatnya tetap pada model dasarnya tetapi mengubah beberapa detil implementasinya. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok ke kelompok” (Group-to-group) dengan suatu perbedaan penting, setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian.

Dalam pembelajaran model Jigsaw para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua peserta didik selesai membaca, siswa dari tim berbeda yang mempunyai fokus topik sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk menentukan topik mereka. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka dan secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka.

Dengan model pembelajaran ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya mengandalkan satu siswa saja dalam satu kelompok tersebut. Karena setiap siswa dituntut dapat meresume dan dapat mempresentasikan pada kelompok yang baru. Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian pendidikan. Dalam hal ini, penulis ingin mengangkat satu judul yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “Pengaruh Pembelajaran Model Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ketapang Kabupaten Sampang”.


Password: c6GayScc



Artikel Terkait

Skripsi Pendidikan Bahasa Indonesia Menggunakan Jigsaw
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email